Apa itu Sindrom Nefrotik?, Penyebab dan Gejalanya

Apa itu Sindrom Nefrotik, Penyebab dan Gejalanya - Sindrom Nefrotik bukanlah suatu penyakit,tapi melainkan sebagai pertanda bahwa ginjal kita tak berfunsi dengan baik. Tapi jika dibiarkan saja tanpa ada penangaan secara serius bisa saja malah bisa terjadi gagal ginjal yang parah.

Semua orang dapat mengalaminya, namun hal ini lebih sering dialami oleh anak-anak yang berusia antara 18 bulan hingga 8 tahun. Berikut penjelasan selengkapnya seperti dilansir Mayo Clinic dan WebMD. dan dikutip dari liputan6.com:

Apa itu Sindrom Nefrotik?

Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan pada organ ginjal yang menyebabkan tubuh Anda mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine. Sindrom nefrotik bukanlah penyakit. Ini merupakan pertanda bahwa organ ginjal Anda tidak bekerja dengan normal. Gangguan ini terjadi bila pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsi mereka dengan baik, seperti menyaring limbah dan kelebihan air dari dalam darah. Jika Anda mengalami hal ini, kadar protein dalam urine dan kadar kolestrol menjadi tinggi. Sedangkan, kadar protein dalam darah menjadi rendah. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami pembengkakkan, terutama di sekitar mata, kaki, dan pergelangan kaki. Selain itu, bila tidak segera diobati, hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang lebih serius dan mempengaruhi kesehatan Anda, seperti:
 

Apa itu Sindrom Nefrotik?, Penyebab dan Gejalanya

1. Terjadi penggumpalan darah
Sindrom nefrotik menyebabkan glomerulus tidak mampu menyaring darah dengan baik. Hal ini memungkinkan kadar protein dalam darah yang membantu mencegah terjadinya pembekuan tidak tersaring dan masuk ke dalam urine. Dengan kata lain, sindrom nefrotik meningkatkan risiko darah untuk membeku dalam pembuluh darah Anda.

2. Kadar kolestrol dan trigliserida darah menjadi tinggi

Gangguan ginjal ini menyebabkan kadar protein terlepas ke dalam urine. Akibatnya, kadar protein albumin dalam darah Anda menurun. Kemudian, organ hati akan membuat albumin dalam jumlah yang berlebih. Pada saat yang sama, organ hati juga akan melepaskan lebih banyak kolestrol dan trigliserida.

3. Tekanan darah menjadi tinggi
Kerusakan glomerulus dan penumpukan limbah yang terjadi dalam aliran darah (uremia) dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

4. Mengarah ke penyakit gagal ginjal akut dan kronis

Sindrom nefrotik menyebabkan organ ginjal tidak mampu menyaring darah dengan baik. Hal ini disebabkan oleh rusaknya glomeruli. Akibatnya, produk limbah akan menumpuk dalam darah Anda dan mengarah pada penyakit gagal ginjal akut. Jika hal ini tidak ditangani dengan cepat, organ ginjal akan kehilangan fungsi mereka dari waktu ke waktu (gagal ginjal kronis). Bila penyakit gagal ginjal yang Anda alami masih pada tahap ringan, Anda dapat mengatasinya dengan melakukan dialisis. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dialyzer. Alat itu dapat mengeluarkan cairan ekstra dan produk limbah dari dalam darah Anda. Namun, jika penyakit gagal ginjal sudah parah, satu-satunya pengobatan yang dapat Anda lakukan adalah transplantasi ginjal, yaitu mengganti organ ginjal Anda dengan organ ginjal yang baru.

5. Risiko infeksi meningkat
6. Gizi buruk
Kehilangan terlalu banyak protein dalam darah dapat menyebabkan malnutrisi. Hal ini akan menyebabkan berat badan Anda menurun.


Gejala
Terkadang, orang yang mengalami sindrom nefrotik tidak merasakan tanda dan gejala apapun. Mereka terlihat seperti orang sehat. Namun, mayoritas orang yang mengalami gangguan ini akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini:

1. Pembengkakan (edema)
Umumnya, orang yang mengalami sindrom nefrotik akan mengalami pembengkakan pada area di sekitar mata, pergelangan kaki, dan kaki. Selain itu, pembengkakan mungkin juga terjadi di organ paru-paru yang dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk bernapas.

2. Urine berbusa
Sindrom nefrotik membuat organ ginjal melepaskan protein ke dalam urine dalam jumlah yang sangat banyak. Akibatnya, kadar protein dalam urine menjadi abnormal dan menyebabkan urine Anda berbusa.

3. Berat badan meningkat
Gangguan pada ginjal ini akan menyebabkan tubuh menampung cairan dalam jumlah yang berlebih. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan berat badan Anda.


Penyebab

Sindrom nefrotik terjadi akibat rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) yang ada dalam organ ginjal. Glomeruli sangat berperan penting bagi tubuh, yaitu menyaring aliran darah yang melewati organ ginjal dan memisahkan hal-hal yang dianggap penting dan tidak penting bagi tubuh. Selain itu, glomeruli juga akan menjaga kadar protein darah, terutama albumin. Namun, bila glomeruli rusak, ia tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik dan memungkinkan banyak protein hilang, masuk ke dalam urine, dan menimbulkan gangguan pada organ ginjal (sindrom nefrotik).

Ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab rusaknya glomerulus serta meningkatkan risiko sindrom nefrotik, seperti:

a. Focal segmental glomerulosclerosis
Sebuah kondisi yang ditandai dengan adanya jaringan parut pada beberapa daerah di glomerulus. Hal ini muncul akibat penyakit lain, cacat genetik, atau terkadang tidak diketahui penyebabnya.

b. Membranous nephropathy
Gangguan pada organ ginjal yang disebabkan oleh adanya penebalan pada membran dalam glomeruli. Penyebab dari penebalan ini tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi medis, seperti hepatitis B, malaria, lupus, dan kanker dikaitkan sebagai faktor penyebabnya.

c. Penyakit diabetes

Diabetes dapat merusak organ ginjal dan mempengaruhi glomeruli.

d. Systemic lupus erythematosus
Penyakit yang menyebabkan organ ginjal mengalami peradangan kronis dan menyebabkan kerusakan serius.

e. Amiloidosis
Gangguan yang terjadi ketika zat protein amiloid terakumulasi dalam organ tubuh. Akibatnya, zat tersebut akan menumpuk dan seringkali mempengaruhi fungsi dari organ-organ tubuh Anda, salah satunya ginjal.

f. Gagal jantung
Beberapa bentuk gagal jantung seperti perikarditis konstriktif dapat menyebabkan sindrom nefrotik.

g. Bekuan darah di pembuluh darah dalam organ ginjal
Bila ada gumpalan darah dalam pembuluh darah organ ginjal, hal itu akan menghambat aliran darah dan bisa menyebabkan sindrom nefrotik.

h. Infeksi
Ada beberapa jenis infeksi yang dapat meningkatkan risiko sindrom nefrotik, seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.

i. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat, seperti obat anti-inflamasi dan obat yang digunakan untuk melawan infeksi, dapat menyebabkan sindrom nefrotik.


Pengobatan


Pengobatan untuk sindrom nefrotik dilakukan dengan menangani kondisi yang menyebabkan gangguan tersebut. Apabila gangguan tersebut timbul akibat penyakit tertentu, seperti diabetes, gagal jantung, dan lain sebagainya, pengobatan diberikan untuk menangani penyakit itu terlebih dahulu. Untuk memastikan penyebab dari timbulnya sindrom nefrotik yang Anda alami, dokter pasti akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Ada tiga jenis pemeriksaan yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis sindrom nefrotik, yakni:

1. Tes urine
Ketika melakukan jenis pemeriksaan ini, dokter mungkin meminta Anda untuk mengumpulkan sampel urine dalm kurun waktu 24 jam guna mendapatkan hasil yang akurat. Dengan tes urine, kelainan dalam urine Anda, seperti kadar protein dalam urine, dapat diketahui. Jika hasil tes menunjukkan kadar protein dalam urine lebih tinggi dari normal, hal itu mungkin mengarah pada sindrom nefrotik.

2. Tes darah
Jika Anda mengalami sindrom nefrotik, hasil tes darah akan menunjukkan tingkat protein albumin (hipoalbuminemia) dan tingkat protein darah rendah (lebih kecil dari angka normal). Sedangkan, kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah mengalami peningkatan.

3. Biopsi
Dokter mungkin memberi rekomendasi kepada Anda untuk melakukan jenis pemeriksaan ini. Selama prosedur, dokter akan memasukkan jarum khusus ke dalam kulit dan kemudian diarahkan menuju organ ginjal. Dokter akan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal untuk diuji di laboratorium.

Setelah melakukan pemeriksaan dan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Anda positif mengalami sindrom nefrotik, dokter pasti akan langsung merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Hal ini dilakukan untuk memperlambat dan mencegah kerusakan pada organ ginjal. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk memperbaiki kondisi dari si penderita. Biasanya dokter akan memberikan resep obat yang dapat membantu Anda untuk mengontrol tanda dan gejala sekaligus mengobati sindrom nefrotik. Berikut beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk menangani gangguan ini:

4. Obat tekanan darah
Obat yang sering digunakan dokter untuk menangani sindrom nefrotik adalah angiotensin-converting enzyme inhibitor. Jenis obat itu dapat mengurangi jumlah protein yang masuk ke dalam urine. Tak hanya itu saja, masih ada beberapa jenis obat lain yang dapat mengontrol tekanan darah Anda, seperti benazepril (Lotensin), kaptopril (Capoten), enalapril (Vasotec), angiotensin II receptor blocker, losartan (Cozaar), dan valsartan (Diovan).

5. Pil air (diuretik)
Jenis obat ini dapat membantu Anda untuk mengendalikan pembengkakan yaitu dengan meningkatkan produksi cairan dalam organ ginjal. Ada beberapa jenis obat diuretik yang biasa diresepkan oleh dokter, salah satunya spironolactone (Aldactone).

6. Obat kolestrol
Obat-obatan yang disebut statin dapat membantu untuk menurunkan kadar kolestrol. Anda dapat menggunakan atorvastatin (Lipitor), fluvastatin (Lescol), lovastatin (Altoprev, Mevacor), pravastatin (Pravachol), rosuvastatin (Crestor), dan simvastatin (Zocor) untuk menangani kadar kolestrol Anda.

7. Obat pengencer darah
Obat yang disebut dengan istilah antikoagulan dapat mengurangi kemampuan darah untuk membeku atau dengan kata lain mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah. Dokter biasanya menggunakan obat antikoagulan heparin atau warfarin.

8. Obat penekan sistem kekebalan tubuh
Obat seperti kortikosteroid dapat mengontrol sistem kekebalan tubuh sekaligus menurunkan peradangan yang menyertai gangguan ginjal tertentu.

Selain menggunakan obat-obatan, dokter biasanya akan menyuruh Anda untuk melakukan perubahan pada gaya hidup yang mungkin berkontribusi terhadap gangguan ginjal yang Anda alami. Perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan, antara lain:

9. Mengonsumsi makanan rendah garam. Hal ini dapat membantu Anda mengontrol pembengkakan (edema) yang Anda alami.

10. Mengurangi jumlah lemak dan kolestrol. Anda harus lebih selektif dalam memilih makanan yang akan Anda konsumsi. Dengan begitu, kadar kolestrol dalam darah lebih dapat terkontrol.


Demikian mengenai Apa itu Sindrom Nefrotik?, Penyebab dan Gejalanya,semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya.

Comments